WASPADA! KUTU IKAN HIAS : PENYEBAB DAN CARA MENGATASINYA

Halo Teman SDI!

Buat pecinta aquarium, menjaga kesehatan ikan tentu jadi hal yang paling penting. Salah satu masalah yang sering muncul adalah serangan kutu ikan hias. Walaupun ukurannya kecil, kutu ikan ini bisa bikin ikan stres, luka, bahkan mati jika tidak segera ditangani. Banyak orang baru menyadari adanya kutu ikan ketika ikan sudah terlihat lesu atau tubuhnya penuh bercak kemerahan.

Supaya tidak telat penanganan, penting banget untuk tahu penyebab munculnya kutu ikan hias dan cara mengatasinya dengan tepat. Dengan begitu, ikan bisa kembali sehat dan aquarium tetap nyaman untuk dihuni. Simak artikel kutu ikan hias ini sampai akhir ya!

PENYEBAB KUTU IKAN HIAS

kutu ikan hias
image: commons.wikimedia.org

Ada beberapa faktor utama yang membuat kutu ikan hias muncul di aquarium :

  1. Ikan Baru yang Terinfeksi

Penyebab paling sering adalah masuknya ikan baru yang sudah membawa kutu ikan hias. Jika langsung dicampur tanpa karantina, kutu ikan ini bisa cepat menyebar ke ikan lain dan menyebabkan penyakit pada ikan lainnya.

  1. Dekorasi atau Tanaman yang Tidak Steril

Tanaman air atau hiasan aquarium kadang menyimpan telur kutu ikan hias. Jika tidak dibersihkan dengan benar, telur akan menetas dan menyerang ikan.

  1. Kualitas Air Buruk

Air yang kotor atau jarang diganti menjadi lingkungan yang nyaman untuk perkembangan kutu ikan hias. Kondisi ini membuat kutu ikan lebih mudah bertahan hidup.

CARA MENGATASI KUTU IKAN HIAS

Mengatasi serangan kutu ikan hias tidak bisa asal-asalan. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan secara detail agar hasilnya efektif. Berikut pembahasannya :

  1. Karantina Ikan yang Terinfeksi Kutu Ikan Hias

Langkah pertama adalah memisahkan ikan yang terkena kutu ikan hias ke aquarium khusus. Ini penting untuk mencegah penyebaran ke ikan lain. Tujuan karantina adalah membatasi penyebaran kutu ikan juga memudahkan kamu memberi perawatan intensif pada ikan yang sakit.

Bagaimana cara melakukan karantina ikan yang terkena kutu ikan ? Sangat mudah. Pertama, siapkan aquarium karantina minimal 20–30% volume aquarium utama untuk ikan kecil, atau cukup untuk ikan ukuran sedang. Gunakan air dengan parameter yang mendekati aquarium utama.

  1. Pembersihan Manual

Jika jumlah kutu ikan hias tidak terlalu banyak, kamu bisa mengangkat parasit secara manual. Gunakan pinset steril dan lakukan dengan hati-hati agar tidak melukai ikan. Cara ini cocok untuk serangan ringan, tapi tetap harus dilanjutkan dengan langkah lain supaya telur kutu ikan ikut teratasi.

Berikut cara melakukan pembersihan kutu ikan hias secara manual :

  • Siapkan pinset kecil steril, kain lembut basah, larutan antiseptik hewan (povidone iodine diencerkan sesuai petunjuk), dan wadah untuk menampung kutu.
  • Pegang ikan dengan stabil menggunakan kain basah untuk mengurangi gerakan dan stres. Hindari menekan tubuh ikan.
  • Ambil kutu ikan perlahan dengan pinset dari pangkal tubuh menuju ekor agar tidak merobek kulit. Selalu tarik mengikuti arah tubuh.
  • Setelah melepas kutu, oleskan antiseptik ringan pada luka menggunakan kapas kecil. Jangan menggosok area luka keras-keras.
  1. Perendaman Dengan Garam Ikan

Metode yang sering dipakai hobiis adalah perendaman dengan garam ikan. Larutan garam dengan konsentrasi tepat bisa membantu melepaskan kutu ikan hias dari tubuh ikan. Biasanya perendaman dilakukan beberapa menit sesuai ukuran ikan. Jangan terlalu lama karena bisa membuat ikan stres.

Perendaman garam aman bila dilakukan dengan benar. Perhatikan jenis ikan karena beberapa spesies sensitif terhadap garam. Gunakan garam ikan, bukan garam dapur.

  1. Menggunakan Obat Anti Parasit

Untuk kasus yang lebih parah, penggunaan obat khusus jadi pilihan. Ada obat anti parasit yang memang dirancang untuk membasmi kutu ikan hias. Obat ini biasanya berbentuk cairan yang diteteskan sesuai dosis. Penting untuk mengikuti aturan pakai agar ikan tidak keracunan.

Lakukan pengobatan ulang setelah 7–10 hari sesuai siklus hidup kutu ikan hias. Pengobatan tunggal biasanya tidak cukup untuk membasmi telur yang menetas belakangan. Setelah pengobatan, lakukan partial water change 30–50% untuk mengurangi residu obat jika label merekomendasikan.

Jika obat menyebabkan reaksi buruk pada ikan (Gasping, warna pucat, perilaku aneh), hentikan dan lakukan water change cepat.

  1. Membersihkan Aquarium

Selain mengobati ikan, kamu juga harus membersihkan aquarium. Bongkar dan bersihkan filter. Cuci media mekanik (sponge) dengan air aquarium yang diambil saat mengganti air agar bakteri baik tidak mati mendadak. Bila filter sangat terkontaminasi, pertimbangkan mengganti sebagian media biologis. Hal ini mencegah sisa telur kutu ikan hias menetas kembali.

Untuk tanaman hidup, sterilkan dengan perendaman garam ringan atau karantina terpisah. Vakum kerikil dan dasar aquarium untuk mengangkat sisa telur dan kotoran organik. Ulangi pembersihan ini beberapa kali dalam minggu pertama. Jika perlu, tambahkan lampu UV sterilizer untuk menekan perkembangan parasit.

KESIMPULAN

Kutu ikan hias memang kecil, tapi dampaknya bisa sangat merugikan jika dibiarkan. Penyebab utama biasanya berasal dari ikan baru, dekorasi yang tidak steril, dan kualitas air yang buruk. Jika sudah menyerang, cara mengatasinya bisa dengan karantina, pembersihan manual, perendaman garam, penggunaan obat anti parasit, dan membersihkan aquarium secara menyeluruh.

Dengan langkah yang tepat, serangan kutu ikan hias bisa diatasi dan dicegah agar tidak kembali. Kuncinya adalah rutin memperhatikan kondisi ikan dan menjaga kebersihan aquarium.

Kalian juga dapat kunjungi website kita di suryadutainternasional.com dan follow akun TikTok @suryadutainternasional agar tidak ketinggalan tips dan trik seputar aquarium.

Nantikan dan tunggu artikel kita selanjutnya ya!!!

SDI? “Life Is Better Underwater”

- Website SDI : suryadutainternasional.com  
- Instagram : suryadutainternasional 
- Facebook: suryadutainternasional.official 
- Youtube : Surya Duta internasional  
- Shopee : sdi.official  
- Tokopedia : Surya Duta Internasional Official 
- Gambar Sampul : commons.wikimedia.org

 

Leave a comment